SEKRETARIAT : Ruang BEM FTP UGM, Jalan Flora No.1 Bulaksumur Yogyakarta, kode pos 55281 / emaill : bemfakultasteknologipertanian@yahoo.co.id / twitter : @BEMFTPUGM / TELP : 085729414968

Rabu, 25 Januari 2012

Dosen Kita Kembangkan Alat Cetak Rengginang

Rengginang merupakan makanan cemilan yang diolah dari beras ketan. Makan cemilan ini banyak disukai masyarakat karena rasanya yang gurih dan teksturnya yang renyah. Selama ini proses pencetakan rengginang masih dilakukan secara manual alias tanpa bantuan alat cetak khusus. Pencetakan yang manual ini, selain membutuhkan waktu lama, ketelatenan, dan keterampilan tinggi ternyata juga hanya akan menghasilkan produksi rengginang dalam kapasitas rendah.

Melihat persoalan tersebut, Ir. Priyanto Triwitono, MP. , dosen kita yang merupakan dosen jurusan Teknologi Hasil Pertanian ini tergerak untuk mencari solusi dalam mengatasi persoalan efisiensi dan produktivitas pembuatanan rengginang. Dosen kita-pun mulai mengembangkan alat pencetak rengginang. Menurut beliau, "Pesanan rengginang itu mengalir dari berbagai daerah, tetapi mereka (produsen rengginang) tidak bisa memenuhi semua pesanan karena persoalan cetak rengginang yang tidak bisa dilakukan dengan cepat dan dalam jumlah yang banyak.."

Alat pencetak rengginang yang dikembangkan oleh Pak Priyanto ini mampu menghasilkan renggianan dengan cepat dan hasil yang jauh lebih banyak. Alat ini mampu meningkatkan kapasitas cetak hingga dua kali lipat dibanding dengan cetak manual. Dalam setiap menit satu pekerja mampu menghasilkan 4-5 buah rengginang atau sekitar 240-300 rengginang tiap jamnya. Sementara itu dengan cara manual setiap pekerja dalam satu menit hanya bisa menghasilkan 2 rengginang atau 120 renggiang per jam. "Kapasitas cetak minimal 50 kg setiap harinya. Dengan alat ini dari 1 kilogram bahan, beras ketan kukus, bisa dihasilkan sekitar 110-120 buah renggianang," tutur beliau.


Beliau juga mengungkapkan, alat yang dikembangkan ini tergolong praktis dan bisa dioperasikan oleh siapa saja, termasuk pekerja pemula atau yang belum ahli. Berbeda pada proses cetak secara manual yang tidak bisa dilakukan oleh setiap pekerja karena membutuhkan keahlian dan keterampilan tinggi. Alat ini mampu mencetak rengginang dengan spesifikasi ukuran maupun tekstrur yang sama. "Pada proses cetak manual besar kecilnya tekanan saat cetak kadang berbeda setiap orangnya sehingga dampaknya saat digoreng atau dikemas rengginang mudah rusak atau hancur. Dengan alat cetak ini tekanan yang dihasilkan akan sama sehingga rengginang lebih kompak tidak mudah hancur serta lebih rapi bentuknya," tambah beliau.



Selain mudah penggunaannya, alat ini juga mampu menghemat biaya produksi karena dioperasikan tanpa listrik ataupun bahan bakar. Pak Priyanto menjelaskan bahwa prinsip kerja alat cetak rengginang yang beliau kembangkan mengadopsi dari cara kerja penutup botol. Alat ini terdiri dari body/ kerangka yang terbuat dari besi cor, tiang dari besi as, kayu penekan, handle untuk menekan renggianang yang dicetak, meja dudukan alat, papan kayu pencetak berisi potongan pralon.


Untuk membuat rengginang : beras ketan yang telah dikukus diisikan pada cetakan dalam papan pencetak. Kemudian dilakukan penekanan/pemadatan renggianang, dilakukan dengan menarik handle sehingga kayu penekan turun dan memadatkan rengginang dalam cetakan. Selanjutnya renggianang bisa dikeluarkan dari cetakan untuk dikeringkan. "Kebetulan saya mengembangkan beberapa bentuk cetakan seperti lingkaran, segi empat, dan persegi panjang. Jadi nanti tinggal diganti saja cetakannya menurut selera ingin bentuk rengginang yang seperti apa," jelas beliau lagi.

Alat cetak rengginang ini telah diproduksi secara massal. Satu unitnya dipasarkan dengan harga Rp 2,5 juta.

Alat ini juga telah digunakan oleh sejumlah UKM salah satunya adalah UKM Rengginang Lestari, di Tempel, Sleman yang telah memakai sejak 2004 lalu. Sutiyem, pemilik UKM Rengginang Lestari mengaku merasa terbantu dengan adanya alat cetak rengginang ini. Menurutnya dengan alat cetak rengginang tersebut bisa meningkatkan kapasitas produksi hingga dua kali lipat. Dulu, saat menggunakan cetak manual ia hanya bisa memproduksi sebanyak 12 kilogram setiap harinya. Namun, semenjak menggunakan alat cetak dalam satu hari ia bisa memproduksi hingga 50 kilogram. ” Dulu saya cukup kesulitan dalam menghadapi pesanan yang cukup banyak, sementara kami tidak bisa memproduksi sebanyak itu karena persoalan cetaknya. Alhamdulilah setelah menggunakan alat cetak rengginang bantuan ini bisa membuat rengginang dalam jumlah yang jauh lebih banyak,” terang Sutiyem.(Sedikit merubah dari http://www.ugm.ac.id/index.php?page=rilis&artikel=4381)

0 komentar:

Posting Komentar