SEKRETARIAT : Ruang BEM FTP UGM, Jalan Flora No.1 Bulaksumur Yogyakarta, kode pos 55281 / emaill : bemfakultasteknologipertanian@yahoo.co.id / twitter : @BEMFTPUGM / TELP : 085729414968

Senin, 20 Februari 2012

Kontras : Fisik dan Jiwa Bangsa Indoensia


Indonesia tanah airku
Tanah tumpah darahku
Disanalah aku berdiri
Jadi pandu ibuku
Indonesia kebangsaanku
Bangsa dan Tanah Airku
Marilah kita berseru
Indonesia bersatu
*courtesy of LirikLaguIndonesia.Net
Hiduplah tanahku
Hiduplah negriku
Bangsaku Rakyatku semuanya
Bangunlah jiwanya
Bangunlah badannya
Untuk Indonesia Raya
Indonesia Raya
Merdeka Merdeka
Tanahku negriku yang kucinta
Indonesia Raya
Merdeka Merdeka
Hiduplah Indonesia Raya
Indonesia Raya
Merdeka Merdeka
Tanahku negriku yang kucinta
Indonesia Raya
Merdeka Merdeka
Hiduplah Indonesia Raya


Keadaan Indonesia semakin caut marut. Disana terdengar keributan, di sini terdengar kesengsaraan, dimana-mana terdengar perpecahan. Hukum semakin terlihat membela rakyat yang punya harta saja. Polisi sebaga pengayom dan contoh untuk masyarakat malah banyak yang tertangkap basah melakukan hal-hal yang membuat rakyat hanya bisa geleng-geleng kepala. Semua seperti membela kepentingan masing-masing, semua seperti mengagung-agungkan kepentingan diri sendiri.

Triliyunan uang rakyat dikabarkan dikorupsi oleh pejabat negeri. Jutaan uang rakyat katanya diluncurkan ke kalangan elite yang tentunya jauh dari kekurangan. Untuk perbaikan gedung katanya, untuk perbaikan kamar mandi katanya. Padahal tidak sedikit warga Indonesia tidur di bawah kolong jembatan, tidak sedikit rakyat Indoensia yang mandi, makan, dan mencuci menggantungkan air sungai yang jelas-jelas tidak baik untuk kesehatan, ribuan sekolah bahkan dikabarkan hampir roboh karena tak punya biaya perbaikan, ratusan anak bangsa busung lapar dan putus pendidikan hanya karena orang tua mereka yang tak punya pekerjaan. 

Apa yang salah? Siapa yang salah?
Di undang-undang 1945 sudah tercetak jelas : Fakir miskin dan rakyat terlantar dipelihara oleh negara (pasal 34). Bukankah memelihara itu berarti melindungi hak-hak dan bertanggung jawab atas masa depan mereka? Namun sekarang terlihatkah, apakah para pemegang kekuasaan negeri ini melaksanakan kewajibannya. Sudah berapa uang yang digelontorkan untuk perbaikan dan pemeliharaan mereka? Sampai-sampai mereka berani melakukan perbaikan rumah dinas, gedung, bahkan kamar mandi kantor dengan hasil jerih payah rakyat.

Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya, untuk Indoensia Raya : mungkin kalimat dari lagu kebangsaan negaranya sendiri ini yang kadang terlupa. Dulu dengan khitmat mereka menyanyikannya semasa masih di bangku sekolahan. Masuk bangku perkuliahan semangat membara memperbaiki negeri dan memelihara mulai muncul. Turun ke jalan-pun mereka lakukan demi memperjuangkan hak-hak bangsa Indonesia waktu itu. Tapi ketika sudah duduk di kursi panas pemerintahan? Mungkin hanya lupa apa yang pernah mereka lakukan dulu semasa muda. Mungkin hanya lupa dengan lagu kebangsaan yang seharusnya diaplikasikan apabila ingin membanun Indonesia.

Untuk membangun Indonesia, bukan badan atau fisiknya yang dahulu yang harus diperbaiki. Namun, yang terlebih dahulu diperbaiki adalah jiwanya, nuraninya, pemikirannya. Baru ketika jiwa sudah dibangun dengan rasa nasionalisme dan kepedulian bangsa yang tinggi, mulailah membangun fisik dari bangsa ini.

Tapi kini, anak-anak sebagai aset bangsa malah dijejali berita orang dewasa. Lagu anak-anak yang akan membangkitkan semangat kanak-kanak dan jiwa kepedulian mereka tak terdengar, bahkan kini mereka fasih menyanyikan lagu "menye-menye" khas anak muda. Lagu daerah? Mana tahu.. Lagu nasional? apalagi itu.. (miris) Sinetron "cinta-cinta"-an menjadi konsumsi yang lumrah untuk anak-anak bangsa. Tontanan kekerasan juga lumrah menjadi tontonan daripada berfikir keras untuk mengerjakan PR dari sekolah. Hasil tontonan itu-pun luar biaya bukan? Berita di televisi tentang tenusukan anak SD oleh temannya sendiri, seharusnya menjadi hantaman bagi kita yang peduli kemajuan bangsa.

 Bagaimana mau membangun Indonesia, kalau dari usia dini dijejali sesuatu yang tidak seharusnya mereka dapatkan. *jadi rindu jaman kita masih kecil, ketika masih banyak lagu anak-anak dan tontonan anak-anak

Bukan fisik yang harus pertama diperbaiki untuk memperlihatkan pada dunia, bangsa Indoensia adalah bangsa yang besar. Tapi jiwa-lah yang utama. Karena ketika pada jiwa ini sudah tumbuh rasa nasionalisme, sudah mengerti mana yang benar dan salah, sudah paham bagaimana seharusnya membangun bangsa, tentunya akan tercetak para pemimpim bangsa yang dapat membangun fisik bangsa Indonesia.

0 komentar:

Posting Komentar