Mungkin sebagian besar dari kita sudah dengar kan tentang cerita
humor yang intinya membandingkan otak orang Amerika, Jepang dan
Indonesia. Inti dari cerita itu singkatnya ada suatu pameran dan
pelelangan otak orang Amerika, Jepang, dan Indonesia, ternyata otak
orang Indonesialah yang paling mahal harganya, alasannya karena masih
kosong alias jarang dipakai. Menyedihkan memang, tapi entah kenapa
cerita ini sering diceritakan dimana-mana.
Oke, kembali ke topik utama, ini ada cerita sindiran lain yang bisa kita simak,
Sindiran dari luar, tentang betapa parahnya budaya konsumerisme di Indonesia ini ==>
Begini ceritanya, suatu ketika ada tiga orang, yaitu orang Jepang bernama Kenji, orang Amerika bernama Jhon, dan orang Indonesia bernama Budi.
Pada siang hari yang cerah, mereka bersama-sama melihat pesawat terbang canggih asing yang sedang mengudara dengan kecepatan menakjubkan. Mereka tercengang, sampai-sampai mereka terdiam sangat lama, bisa dibilang saat itu ketiga orang ini belum tahu menahu tentang keberadaan pesawat itu sebelumnya.
Mereka takjub setengah mati.
Setelah pesawat itu lewat, Jhon berkata kepada yang lain, “Wah, keren sekali pesawat tadi, pastinya pesawat itu ada yang buat kan? Kalau bisa membuat sendiri kenapa harus membeli?!! Akan saya buat yang secanggih pesawat itu!!!”
Kemudian Kenji berkata, ” Wah, pesawat itu memang canggih dan cepat, tapi… kenapa saya tidak membuat yang lebih canggih dan lebih cepat dari pesawat itu?!! Pasti bisa!!!”
Lalu, Budi juga ikut bersuara, “Ehm,, kalo saya…”
Sontak saja dua orang yang tadi, Jhon dan Kenji, serius menyimak apa yang akan dikatakan orang indonesia itu, mereka pikir Budi akan mengatakan hal yang lebih hebat lagi dari mereka.
Setelah jeda beberapa lama, akhirnya Budi si Indonesia melanjutkan,
” Kalo bisa BELI kenapa harus BIKIN??? gitu aja kok repot??!!”
Sontak kedua temannya yang tadi kaget menjadi senang bukan main, karena mereka, Jhon dan Kenji, akhirnya sudah punya calon pembeli yang akan setia membeli barang-barang buatan mereka hingga akhir zaman nanti…..
FIN
***
Oke, kita semua orang Indonesia dari Pulau Roti sampai Pulau Rondo
(biar beda, bosan pakai “Sabang sampai Merauke”), pastinya sepakat kalau
tidak semua sindiran itu benar!Siapa bilang orang Indonesia seperti itu!?
Lihat saja beberapa olimpiade internasional, peserta dari Indonesia bisa mendapat banyak medali. Atau ketika Pesawat Gatotokaca buatan Indonesia di era Habibie mendapat pengakuan luar biasa dari dunia. Atau ketika Indonesia bisa mengambil peran besar di kancah Internasional dengan mewujudkan KAA (Konferensi Asia Afrika) dan Gerakan Non Blok. Bahkan kita bisa merdeka dari cengkraman penjajah dengan tangan leluhur-leluhur kita sendiri.
Yah, tapi tetap ironis juga, ternyata fakta dan opini pihak asing kepada kita apa adanya, karena beberapa orang indonesia itu ternyata masih banyak yang doyan saling berdebat, mengolok-olok, menghasut, berpangku tangan, tidur pada saat sidang DPR, korupsi, dan yang paling parah doyan belanja alias budaya konsumerismenya sangat subur terutama di kota-kota besar di Indonesia.
Coba lihat gambar ini, kalau kita cermati ternyata hampir semua kebutuhan hidup kita dari mulai bangun tidur sampai tidur lagi dikuasai oleh perusahaan multi-multi-multi-nasional asing, asli dan nyata :
Benar-benar mencengangkan.
Akan tetapi, sekali lagi, kita tidak bisa patah arang, karena “Everyone can Change, If they want to change!” . Tidak sedikit orang Indonesia yang suka saling menasihati dengan cara yg tepat, mengedepankan bermusyawarah mufakat, memuji orang lain yang berhasil/berprestasi/menang, mengedepankan kejujuran dalam hidup, dan yang bermental produktif (ini musuhnya mental koruptif dan konsumeris).
Kenapa semua elemen negeri tidak bekerja sama menjadikan indonesia No. 1? Daripada menghambat kemajuan Indonesia dengan perpecahan dan perseturan dalam negeri yang seharusnya bisa diselesaikan dengan baik dan benar? Globalisasi dan Perdagangan Bebas sudah terlanjur di depan mata, cukuplah kita berseteru sekarang saatnya kita melihat ke depan, untuk Indonesia yang lebih baik dan bermartabat.
Semoga generasi yang akan datang bisa membawa Indonesia ke arah yang lebih baik…
***
Jika ada yang salah atau menyinggung, harap dimaklumi, Pro Kontra itu biasa, dan pasti ada jalan keluarnya…
“Hidup itu pilihan, maka pilihlah jalan yang terbaik”
Muhammad Hidayatul Mustofa, Yogyakarta, Indonesia, 8 Mei 2012
0 komentar:
Posting Komentar