Dengan perkembangan zaman di dunia
pendidikan yang terus berubah dengan signifikan sehingga banyak
merubah pola pikir pendidik, dari pola pikir yang awam dan kaku menjadi lebih
modern. Hal tersebut sangat berpengaruh dalam kemajuan pendidikan di
Indonesia. Menyikapi hal tersebut pakar-pakar pendidikan
mengkritisi dengan cara mengungkapkan dan teori pendidikan
yang sebenarnya untuk mencapai tujuan pendidikan yang
sesungguhnya. Tujuan pendidikan
adalah menciptakan seseorang yang berkwalitas dan berkarakter sehingga memiliki
pandangan yang luas kedepan untuk mencapai suatu cita- cita yang di harapkan
dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di dalam berbagai lingkungan.
Karena pendidikan itu sendiri memotivasi diri kita untuk
lebih baik dalam segala aspek kehidupan.
Menurut Ki Hajar
Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia) menjelaskan tentang pengertian pendidikan
yaitu: Pendidikan adalah tuntutan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun
maksudnya, pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada
anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat
dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
Penyebab rendahnya mutu
pendidikan di Indonesia antara lain adalah masalah efektifitas, efisiensi, dan
standarisasi pengajaran. Hal tersebut masih menjadi masalah pendidikan di
Indonesia pada umumnya. Adapun permasalahan khusus dalam dunia pendidikan
yaitu: rendahnya sarana fisik, rendahnya kualitas guru, rendahnya kesejahteraan
guru, rendahnya prestasi siswa, rendahnya kesempatan pemerataan pendidikan,
rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan, mahalnya biaya pendidikan.
Kualitas pendidikan di Indonesia
saat ini sangat memprihatinkan. Ini dibuktikan antara lain dengan data UNESCO
(2000) tentang peringkat Indeks Pengembangan Manusia (Human Development Index),
yaitu komposisi dari peringkat pencapaian pendidikan, kesehatan, dan
penghasilan per-kepala yang menunjukkan, bahwa indeks pengembangan manusia
Indonesia makin menurun. Survei Political and Economic Risk
Consultant (PERC), mengatakan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia berada
pada urutan kedua belas dari dua belas negara di Asia, ini sangat memalukan
bukan jika kita berada di urutan paling akhir. Indonesia berada persis dibawah
Vietnam, data yang dilaporkan The World Economic Forum Swedia (2000), Indonesia
memiliki daya saing yang rendah, yaitu hanya menduduki urutan ke-37 dari 57
negara yang disurvei di dunia. Dan masih menurut survai dari lembaga yang sama
Indonesia hanya berpredikat sebagai pengikut (follower) bukan sebagai pemimpin
teknologi dari 53 negara di dunia.
Semangat para pemuda
Indonesia untuk belajar begitu berkorbar, yang dibuktikan banyak pelajar
Indonesia yang mampu meraih medali emas di setiap olimpiade internasional, baik
itu akademik ataupun non akademik. Dengan pendidikan kita mampu mengubah
Indonesia semakin maju dan tidak memungkinkan mampu menggantikan negara Amerika
sebagai negara THE POWER, karena
memiliki SDM yang berkualitas mampu bersaing dalam segala aspek.
Sisca Diani - Meriskom
0 komentar:
Posting Komentar